Proses kewirausahaan
A.
Model proses kewirausahaan
Model
proses perintisan dan pengembangan kewirausahaan ini di gambarkan oleh Bygrave
menjadi urutan langkah-langkah berikut ini.
1. Innovation (Inovasi)
faktor
personal yang mendorng inovasi adalah:
-keinginan
berprestasi
-adanya sifat penasaran
-keinginan menanggung resiko
-faktor pendidikan dan
-faktor pengalaman.
-adanya sifat penasaran
-keinginan menanggung resiko
-faktor pendidikan dan
-faktor pengalaman.
faktor
lingkungan yang medorong inovasi adalah :
-adanya
peluang
-pengalaman
-kreativitas
-pengalaman
-kreativitas
2.Triggering Event (pemicu)
beberapa faktor personal yang mendorong pemicu artinya yang memicu atau memaksa seseorang untuk terjun kedunia bisnis adalah :
-adanya
ketidakpuasan terhadap pekerjaan yang sekarang
-adanya pemutusan hubungan kerja (PHK)
-tidak ada pekerjaan lain
-dorongan karena faktor usia
-keberanian menanggung resiko
-komitmen dan minat tinggi terhadap bisnis.
-adanya pemutusan hubungan kerja (PHK)
-tidak ada pekerjaan lain
-dorongan karena faktor usia
-keberanian menanggung resiko
-komitmen dan minat tinggi terhadap bisnis.
faktorfaktor
lingkungan yang mendorong menjadi pemicu bisnis adalah:
-sumber-suber
yang bis adi manfaatkan, misalnya tabungan, modal, warisan, memiliki bangunan
yang strategis
-mengikuti latihan-latihan bisnis, kursus bisni. Dst
-mengikuti latihan-latihan bisnis, kursus bisni. Dst
3.Implementasi
(pelaksanaan)
beberapa
faktor personal yang mendorong pelaksanaan dari sebuah binis adalah sebagai
berikut :
-siap
mental secara total
-adanya manaer pelaksana sebagai tangan kanan, pembantu utama.
-adanya komitmen yang tinggi terhadap bisnis
-adanya visi, pandangan yang jauh ke depan guna mencapai keberhasilan.
-adanya manaer pelaksana sebagai tangan kanan, pembantu utama.
-adanya komitmen yang tinggi terhadap bisnis
-adanya visi, pandangan yang jauh ke depan guna mencapai keberhasilan.
4. Growth ( Proses Pertumbuhan )
-adanya
tim yang kompak dalam menjalankan usaha sehingga semua rencana dan pelaksanaan operasional
berjalan produktif.
-adanya strategi yang mantap sebagai produk dari tim yang kompak.
-adanya roduk yang di banggakan, atau keitimewaan yang dimiliki misalnya kualitas makanan, lokasi usaha, manajemen, personalia dsb.
-adanya konsumen dan pemasok barang yang continue
-adanya pihak investor yang memberikan fasilitas keuangan
adanya kebujaksanaan pemerintahan yang menunjang berupa peraturan bidang ekonomi yang menguntugkan.
-adanya strategi yang mantap sebagai produk dari tim yang kompak.
-adanya roduk yang di banggakan, atau keitimewaan yang dimiliki misalnya kualitas makanan, lokasi usaha, manajemen, personalia dsb.
-adanya konsumen dan pemasok barang yang continue
-adanya pihak investor yang memberikan fasilitas keuangan
adanya kebujaksanaan pemerintahan yang menunjang berupa peraturan bidang ekonomi yang menguntugkan.
B.
Ciri-ciri penting tahap permulaan dan
partumbuhan kewirausahaan
Pada umumnya proses pertumbuhan kewirausahaan pada usaha kecil memiliki
tiga ciri penting, yaitu:
- Tahap imitasi dan duplikasi
- Tahap duplikasi dan pengembangan
- Tahap menciptakan sendiri barang dan jasa baru yang berbeda
Dari prosesnya, Zimerer, membagi tahap perkembangan kewirausahaan
menjadi dua, yaitu:
- Tahap awal (perintisan)
- Tahap pertumbuhan
Langkah Menuju Keberhasilan
- Memiliki ide atau visi bisnis yang jelas
- Kemauan dan keberanian untuk menghadapi resiko baik waktu maupun uang
- Membuat perencanaan usah, menorganisasikan, dan menjalankannya
- Mengembangkan hubungan,, baik dengan mitar usaha maupun dengan semua pihak yang terkait dengan kepentingan perusahaan
C.
Faktor penyebab kegagalan dan
keberhasilan wirausahaan
Penyebab
wirausaha gagal dalam menjalankan usahanya:
- Tidak kompeten dalam manajerial
- Kurang berpengalaman, baik itu kemampuan teknik, memvisualisasikan usaha, mengkoordinasikan, mengelola sumber daya
- Kurang dapat mengendalikan keuangan
- Gagal dalam perencanaan
- Lokasi yang kurang memadai
- Kurangnya pengawasan peralatan
- Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha
- Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan
Potensi
yang membuat seseorang mundur dari kewirausahaan:
- Pendapatan yang tidak menentu
- Kerugian akibat hilangnya modal investasi
- Perlu kerja keras dan waktu yang lama
Faktor wirausaha berhasil dalam menjalankan usahanya:
Ciri-ciri
wirausaha yang berhasil (Kasmir, 27 – 28)
- Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak ke mana langkah dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui langkah yang harus dilakukan oleh pengusaha tersebut
- Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di mana pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.
- Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap waktu segala aktifitas usaha yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus lebih baik dibanding sebelumnya.
- Berani mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang maupun waktu.
- Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada peluang di situ dia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk mengatur waktu kerjanya. Benaknya selalu memikirkan kemajuan usahanya. Ide-ide baru selalu mendorongnya untuk bekerja kerjas merealisasikannya. Tidak ada kata sulit dan tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan.
- Bertanggungjawab terhadap segala aktifitas yang dijalankannya. baik sekarang maupun yang akan datang. Tanggungjawab seorang pengusaha tidak hanya pada segi material, tetapi juga moral kepada berbagai pihak.
- Komitmen pada berbagai pihak merupakan ciri yang harus dipegang teguh dan harus ditepati. Komitmen untuk melakukan sesuatu memang merupakan kewajiban untuk segera ditepati dana direalisasikan.
- Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak baik yang berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak. Hubungan baik yang perlu dlijalankan, antara lain kepada : para pelanggan, pemerintah, pemasok, serta masyarakat luas.
Dari analisis pengalaman di lapangan, ciri-ciri wirausaha yang pokok untuk dapat berhasil dapat dirangkum dalam tiga sikap, yaitu :
- Jujur dalam arti berani untuk mengemukakan kondisi sebenarnya dari usaha yang dijalankan, dan mau melaksanakan kegiatan usahanya sesuai dengan kemampuannya. Hal ini diperlukan karena dengan sikap tersebut cenderung akan membuat pembeli mempunyai kepercayaan yang tinggi kepada pengusaha sehingga mau dengan rela untuk menjadi pelanggan dalam jangka waktu panjang ke depan
- Mempunyai tujuan jangka panjang dalam arti mempunyai gambaran yang jelas mengenai perkembangan akhir dari usaha yang dilaksanakan. Hal ini untuk dapat memberikan motivasi yang besar kepada pelaku wirausaha untuk dapat melakukan kerja walaupun pada saat yang bersamaan hasil yang diharapkan masih juga belum dapat diperoleh.
- Selalu taat berdoa yang merupakan penyerahan diri kepada Tuhan untuk meminta apa yang diinginkan dan menerima apapun hasil yang diperoleh. Dalam bahasa lain, dapat dikemukakan bahwa ”manusia yang berusaha, tetapi Tuhan-lah yang menentukan !” dengan demikian berdoa merupakan salah satu terapi bagi pemeliharaan usaha untuk mencapai cita-cita.
Kompetensi perlu dimiliki oleh wirausahawan seperti halnya profesi lain dalam kehidupan, kompetensi ini mendukungnya ke arah kesuksesan. Dan & Bradstreet business Credit Service (1993 : 1) mengemukakan 10 kompetensi yang harus dimiliki, yaitu :
1. knowing
your business, yaitu mengetahui usaha apa yang akan
dilakukan. Dengan kata lain, seorang wirausahawan harus mengetahui segala
sesuatu yang ada hubungannya dengan usaha atau bisnis yang akan dilakukan.
2. knowing
the basic business management, yaitu mengetahui
dasar-dasar pengelolaan bisnis, misalnya cara merancang usaha, mengorganisasi
dan mengenalikan perusahaan, termasuk dapat memperhitungkan, memprediksi,
mengadministrasikan, dan membukukan kegiatan-kegiatan usaha. Mengetahui
manajemen bisnis berarti memahami kiat, cara, proses dan pengelolaan semua
sumberdaya perusahaan secara efektif dan efisien.
3. having
the proper attitude, yaitu memiliki sikap yang sempurna
terhadap usaha yang dilakukannya. Dia harus bersikap seperti pedagang,
industriawan, pengusaha, eksekutif yang sunggung-sungguh dan tidak setengah
hati.
4. having
adequate capital, yaitu memiliki modal yang cukup. Modal
tidak hanya bentuk materi tetapi juga rohani. Kepercayaan dan keteguhan hati
merupakan modal utama dalam usaha. Oleh karena itu, harus cukup waktu, cukup
uang, cukup tenaga, tempat dan mental.
5. managing
finances effectively, yaitu memiliki kemampuan / mengelola
keuangan, secara efektif dan efisien, mencari sumber dana dan menggunakannnya
secara tepat, dan mengendalikannya secara akurat.
6. managing
time efficiently, yaitu kemampuan mengatur waktu
seefisien mungkin. Mengatur, menghitung, dan menepati waktu sesuai dengan
kebutuhannya.
7. managing
people, yaitu kemampuan merencanakan, mengatur,
mengarahkan / memotivasi, dan mengendalikan orang-orang dalam menjalankan perusahaan.
8. statisfying
customer by providing high quality product, yaitu memberi
kepuasan kepada pelanggan dengan cara menyediakan barang dan jasa yang bermutu,
bermanfaat dan memuaskan.
9. knowing
Hozu to Compete, yaitu mengetahui strategi / cara
bersaing. Wirausaha harus dapat mengungkap kekuatan (strength), kelemahan
(weaks), peluang (opportunity), dan ancaman (threat), dirinya dan pesaing. Dia
harus menggunakan analisis SWOT sebaik terhadap dirinya dan terhadap pesaing.
10. copying
with regulation and paper work, yaitu membuat aturan
/ pedoman yang jelas tersurat, tidak tersirat. (Triton, 2007 :137 – 139)
Delapan anak tangga menuju puncak karir
berwirausaha (Alma, 106 – 109), terdiri atas :
1. mau
kerja keras (capacity for hard work)
2. bekerjasama
dengan orang lain (getting things done with and through people)
3. penampilan
yang baik (good appearance)
4. yakin
(self confidence)
5. pandai
membuat keputusan (making sound decision)
6. mau
menambah ilmu pengetahuan (college education)
7. ambisi
untuk maju (ambition drive)
8. pandai
berkomunikasi (ability to communicate)